Selasa, 07 September 2010

Lagu Indonesia Raya

Indonesia Raya.

Tanggal 28 Oktober 2009 yang baru lalu, genap 81 tahun Indonesia Raya (IR) berkumandang di tanah air kita, semenjak pertama kali diperdengarkan oleh WR Soepratman dalam Konggres Pemuda 28 Oktober 1928. Namun diusia yang cukup tua, kontroversi tentang lagu Kebangsaan kita sepertinya tak pernah berhenti. Terakhir Roy Suryo memperkenalkan kepada masyarakat, bahwa IR itu terdiri atas 3 (tiga) Stanza. Pernyataan ini menimbulkan tanda tanya dikalangan masyarakat, khususnya guru guru musik disekolah sekolah. Karena sesungguhnya sejak lama masyarakat sudah tahu akan hal itu. Banyak buku buku lagu nasional disekolah memuat lengkap lagu kebangsaan kita terdiri dari tiga stanza. Saya tidak tahu apa maksud Roy Suryo memperkenalkan sesuatu yang sudah terkenal itu, Cuma Roy sendiri yang bisa jawab.
IR juga dituduh sebagai lagu jiplakan (hampir seratus persen) dari sebuah lagu berjudul Pinda Pinda Lekka Lekka dinegeri Belanda dan Boola Boola di Amerika Serikat (Amir Pasaribu : Analisis Musik Indonesia, hal 55 penerbit PT Panca Simpati Jakarta 1986). Bahkan ditahun 1953 persoalan ini dibawa oleh komponis Koesbini kehadapan Presiden Soekarno untuk dimintakan ijin revisi agar tak terlalu sama dengan lagu Belanda dan Amerika tersebut. Ternyata Bung Karno (BK) tak setuju dengan ide tersebut. Bagi BK apa yang sudah diterima secara politis tak perlu lagi disoal secara estetis. BK melihat dari sisi Politis sementara Koesbini dari sisi estetis. Kedua tokoh tersebut sama benarnya, sisi pandang saja yang berbeda. Dieter Mack (komponis kontemporer dan pengajar musik asal Jerman) bilang: ” Musik diantara seni dan Politik adalah sebuah dilema yang abadi” ( Ismail Marzuki: Musik, Tanah Air dan Cinta. Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia, 2005). tak akan pernah selesai dipersoalkan, dan tak akan pernah ketemu jalan keluarnya. . . . Apa boleh buat.
Masih banyak pendapat “miring” tentang IR, antara lain ambitus (wilayah suara) yang telalu luas sehingga sulit dinyanyikan. Karena ambitus yang luas maka pilihan nada dasar juga terbatas diantara F dan G diluar nada tersebut sulit menyanyikannya, padahal duaratus juta rakyat Indonesia belum tentu bisa nyanyi. Atau ada juga yang menyoal lagunya terlalu panjang sampai tiga bagian, sehingga terlalu lama menit yang diperlukan untuk menyanyikannya.
Sesungguhnya, bagaimana seharusnya IR dinyanyikan? . Kalau dianalisa dari bentuk komposisi musiknya, IR terdiri dari 3 bagian. Bagian I diawali dengan :“Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku” . . . dst . . sampai dengan “marilah kita berseru Indonesia bersatu”. Bagian II : hiduplah tanahku hiduplah negriku” . . . dst . . sampai “untuk Indonesia Raya” Bagian III “Indonesia Raya Merdeka Merdeka” . . dst . . dan diakhiri “hiduplah Indonesai Raya” (diulang dua kali). Dalam komposisi tiga bagian seperti IR maka puncaknya harus jatuh dibagian III dan komposisi IR sudah tepat, pola melodi yang terus merambat naik dan memcapai puncaknya dibagian III. Untuk lebih menambah klimaks dibagian III maka bagian II harus dinyanyikan / dimainkan secara lembut (p/piano) . Perhatikan Korp musik pada upacara upacara kenegaraan, dibagian II pilihan instrumennya dipilih alat musik klarinet, flute dan alat alat musik yang intensitasnya terbatas kekuatan volumenya. Baru pada bagian III dimainkan alat tiup logam (brass section) semacam Trompet, trombone, tuba dll, gunanya untuk lebih memberi kesan yang memuncak dan klimaks.
Harus akui komposisi IR memang panjang, sehingga ketika Olympiade di Barcelona/spanyol, bagian II dari IR dihapus sama sekali oleh Korp Musik Spanyol pada saat Susi Susanti dan Allan Budikusuma menerima medali emas. Saya mengirim surat protes ke suara pembaca di surat kabar ( karena IR adalah simbol negara, sama kedudukannya dengan bendera Merah Putih, Garuda Pancasila Presiden dll), Jadi tidak boleh sembarangan memperlakukannya. Tapi sayang protes saya tidak dimuat. Barangkali kita sedang menikmati euforia karena itulah saat pertama kali Bendera Merah Putih berkibar diiringi Indonesia Raya (walau tidak lengkap) diarena Olympiade. IR adalah satu kesatuan komposisi yang utuh jadi tidak bisa dipreteli dengan alasan durasi yang terlalu panjang, atau alasan alasan yang lain.
Sekarang, kalau kita amati dari syairnya (khusus Stanza I ). IR juga dibagi menjadi 3 bagian. Bagian I berisi “Pernyataan Bangsa Indonesia”, coba amati syairnya, yang berisi pernyataan : Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku, disana aku berdiri jadi pandu ibuku . . . dst. Dibagian I ini tersirat pernyataan bangsa Indonesia kepada dunia tentang Indonesia.
Bagian II : adalah “Doa dan Harapan” perhatikan syairnya, berisi doa sekaligus harapan : hiduplah tanahku hiduplah negriku, bangsaku, rakyatku semuanya ,bangunlah jiwanya. . . dst. Bagian III berisi “Sumpah sakti Bangsa Indonesia” simak syairnya : Indonesia Raya, merdeka merdeka, tanahku negriku yang kucinta. . .dst. Syair bagian III itu adalah sumpah kita bangsa Indonesia, untuk mencintai Indonesia. Caranya bisa bermacam macam : Kalau jadi pejabat jangan korupsi, kalau demo jangan anarkhi dan lain lain.
Tidak ada yang sempurna didunia ini. Begitu juga dengan IR. Namun mari kita terima IR apa adanya dengan legowo. Dengan segala lebih kurangnya, IR telah terbukti mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang heterogen ini. IR juga mampu mengobarkan semangat patriotisme /nasionalisme Indonesia.Selain itu kita perlu menghormati pencipta lagu ini: WR Soepratman yang dengan keterbatasannya (ingat lagu ini diciptakan tahun 1928 , belum ada buku buku musik, belum ada guru musik, belum ada sarana dan peralatan musik yang memadai) namun WR Soepratman mampu mencipta lagu yang banyak mengilhami para pejuang, pemimpin, tokoh tokoh politik Indonesia waktu itu untuk tampil membawa Indonesia Merdeka.

3 komentar:

  1. Nama : Eka Christian
    NIM : 122134010
    Tugas : UTS

    Bagi saya, artikel ini sangat menarik, karena artikel ini adalah artikel yang sangat kontrofersial. Pada artikel ini, dimuat hal-hal yang baik tentang Indonesia Raya, tetapi, pada artikel ini pula, dimuat hal-hal yang buruk tentang Indonesia Raya. Terlepas dari hal ini, menurut saya, hal-hal kontrofersial tersebut tidak perlu dipersoalkan, karena jika hal ini terus dipersoalkan, justru akan menimbulkan konflik destruktif yang berkepanjangan. Seharusnya, lagu Indonesia Raya tidak perlu dipersoalkan, melainkan perlu dibanggakan, karena Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan kita sebagai bangsa Indonesia

    BalasHapus
  2. Nama : Fardanu Hidayatullah
    NIM : 122134050
    Tugas : UTS


    Artikel ini sangat menarik , karena di dalamnya mengandung isi dari perjuangan rakyat indonesia dan harapan masyarakat indonesia . Komposisi dalam lagu ini juga mengandung sebuah arti sehingga arti dari lagu Indonesia Raya ini tersampaikan . “Dibagian I tersirat pernyataan bangsa Indonesia kepada dunia tentang Indonesia.Bagian II : adalah “Doa dan Harapan” perhatikan syairnya, berisi doa sekaligus harapan : hiduplah tanahku hiduplah negriku, bangsaku, rakyatku semuanya ,bangunlah jiwanya. . . dst. Bagian III berisi “Sumpah sakti Bangsa Indonesia” simak syairnya : Indonesia Raya, merdeka merdeka, tanahku negriku yang kucinta. . .dst. Syair bagian III itu adalah sumpah kita bangsa Indonesia, untuk mencintai Indonesia”

    BalasHapus
  3. Nama: adi wicaksono
    Nim: 122134215
    Tugas UTS

    Artikel bapak sagat bagus. Menambah wawasan juga rasa nasionalisme saya kepada republik Indonesia

    BalasHapus